Cari Blog Ini

Jumat, 08 April 2016

, , , ,

Sonya Depari Layakkan menerima Maaf?

pidas81.org
Dua hari belakangan timeline penuh dengan pembahasan "anak jenderal". Pertama kali melihat tayangan video di facebook yang dibagikan salah seorang teman saya. Respon saya awalnya datar saja walau sempat memberi "penilaian kasihan anak ini kenapa begitu angkuh", tapi tidak serta merta menghakimi si pelaku utama di cerita yang viral tersebut.

Sonya Ekarina Sembiring Depari

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/handrini/anak-jenderal-dan-kejamnya-penghakiman-publik-di-media-sosial_5707484b6023bd1c067ec9ab
Sonya Ekarina Sembiring Depari memang melakukan hal yang sangat disayangkan, karena mencatut nama pamannya atau bapa uda (budaya batak-red), dalam kebudayaan karo dan toba bapa uda, pak uda adalah adik dari ayah kandung kita, seorang pria karo menganggap anak dari saudara laki-lakinya adalah anaknya. Jadi dalam hal ini Soraya tidak salah mengatakan kalau dia anak dari Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari.

Saya tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh Soraya, namun sebenarnya diantara kita yang menghakimi Soraya dengan kelakuannya juga sering melakukan hal yang sama, kita cenderung mencatut nama orang yang kita kenal di sebuah instansi ketika kita memiliki keperluan dengan instansi tersebut. Perbedaannya kita dengan Soraya, dia terlalu muda untuk menyadari apa yang dilakukannya direkam oleh media massa dan ia juga terlalu emosi untuk menyadari resiko apa yang dilakukannya.

Lantas kita sebagai orang yang "sudah benar" menurut kita dengan latahnya menyebarkan aib Soraya ke seluruh jaringan pertemanan kita di medai sosial. Sementara kita tidak dirugikan sama sekali secara langsung dengan apa yang sedang terjadi. Pengakiman sosial yang dilakukan dengan singkat telah merenggut nyawa orang tuanya Makmur Depari, setelah diberitakan sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

Saya mengutip pernyatan Arman Dhani di Midjournal menulis sebuah artkel berjudl Penghakiman Media dan Kita.

Ada baiknya kita mengambil jeda dan belajar untuk menahan diri. Bahwa segala hal, khususnya di media sosial, tak perlu dikomentari. Juga pengertian ada hal-hal yang bisa berimbas pada tiap kata, perilaku dan sikap kita pada sebuah tema yang kita hadapi. Tapi tak semua orang punya rem itu. Saya seringkali lalai dan abai menggunakan rem dan lebih suka menggunakan klakson untuk bersiap. Kita barangkali lebih suka keramaian dan hiruk pikuknya, ketimbang berhenti sebenar dan belajar berpikir lebih lama.
Saya sangat setuju dengan pernytaan dari Arman Dhani selayaknya kita lebih bijak dan lebih dapat mengendalikan diri dalam menghakimi orang lain melalui media sosial. Kita perlu melihat diri kita, apakah kita sudah terlalu sempurnya untuk dengan cepat memberi penghakiman kepada orang lain.

Kita harus melihat dengan penuh pertimbangan, bahwa semua orang punya kesalahan. Lantas terlalu beratkah apa yang dilakukan Sonya sehingga dia layak menerima kematian ayahnya. Saya pikir kita semua harus belajar dari apa yang terjadi tidak ketinggangan Sonya.

Saya sudah menduga kejadian ini akan berakibat sangat buruk setelah pertama sekali membaca berita pencatutan ini, awalnya saya berfikir Sonya akan sangat malu dan bisa menderita gangguan mental karen bully yang diterimanya. Sayang sekali ternyata yang lebih buruk terjadi.

Kita perlu belajar jika kita memiliki karakter yang hampir mirip dengan Sonya, tapi kita juga belajar untuk menahan diri, lebih baik kita memberi masukan-masukan yang lebih bermanfaat terhadap generasi muda kita, dari pada memberi kata-kata makian dan kotor. Saya sempat membaca komentar-komentar provokasi yang menyatakan "lebih baik bunuh diri dari pada malu dengan perbuatan memalukan yang dilakukan Sonya.

Seberapa fatalnya pun kesalahan yang dilakukan Soraya, dia layak menerima maaf.

Hot News Bagaimana memiliki Rumah Nyaman dan Segar?
Sonya Ekarina Sembiring Depari

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/handrini/anak-jenderal-dan-kejamnya-penghakiman-publik-di-media-sosial_5707484b6023bd1c067ec9ab
Sonya Ekarina Sembiring Depari

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/handrini/anak-jenderal-dan-kejamnya-penghakiman-publik-di-media-sosial_5707484b6023bd1c067ec9ab
Continue reading Sonya Depari Layakkan menerima Maaf?

Rabu, 23 Maret 2016

Sabtu, 19 Maret 2016

, ,

Sifat dan Kepribadian Pemimpin Hebat




Menjadi pemimpin yang hebat adalah keinginan semua orang, karena setiap orang adalah pemimpin, paling tidak dalam keluarga kecil di rumah tangga. Terutama pria (tidak bermaksud membedakan gender) terlahir untuk memimpin.

Banyak teori yang megatakan tentang bagaimana seorang pemimpin yang besar, ada yang mengatakan pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki pengikut yang banyak. Kali ini saya akan berbagi sifat-sifat dasar yang harus dimiliki oleh pemimpin yang hebat.

1. Kuat
Ada yang mengira kalau kita kuat secara fisik, maka kita menjadi pemimpin. Mungkin kita berfikir tentang seorang preman yang diikuti karena dia kuat. Namun seorang pemimpin yang hebat kuat tapi sopan dan tidak kasar.

2. Bersikap baik
Beberapa orang berfikir kalau bersikap baik kepada orang yang dipimpin anda akan kelihatan lemah. Bersikap baik dan menyenangkan bukan berarti lemah justrus ini adalah sebuah kekuatan. Bersikap baik dalam hal ini adalah; ketika memberi perintah, menyatakan kesalahan, memberi contoh, dan mengungkapkan sebuah kebenaran.

3. Berani
Banyak juga orang yang bersikap berani namun menjadi sok berani dengan menunjukkan sikap yang suka sepele dengan orang lain, bahkan sampai membully. Menjadi berani maksudnya adalah tidak memiliki ketakutan akan sebuah kekalahan maupun kegagalan atau dinilai orang lain. Seorang pemimpin yang tidak memiliki keberanian akan membiarkan hal-hal yang tidak baik terjadi karena takut menyinggung hal-hal yang sensitif, atau bahkan tidak percaya diri.

4. Rendah hati
Sikap rendah hati sangat baik sekali tapi jangan memiliki rasa enggan atau mealu-malu. Dengan malu-malu, kita tidak akan kemana-mana. Jangan berikir kalau malu-malu itu sikap rendah hati.

5. Berbangga diri
Kita butuh rasa bangga untuk meraih kesuksesan yang kita impikan, namun seorang pemimpin yang hebat tidak menjadi arrogan dengan terlalu bangga.

6. Humoris
Perlu ada rasa humor untuk mejadi pemimpin, namun jangan mengeluarkan humor yang konyol dan membuat anda terlihat bodoh.

7. Menerima kenyataan
Seorang pemimpin yang besar menerima kenyataan di sekelilingnya tidak menolak atau bahkan mencari kambing hitam. Terima kenyataan kalau anda gagal dan perbaikilah.

Jika anda adalah seorang pemimpin anda perlu mempelajari hal-hal tersebut untuk anda terapkan dalam komunitas anda.

Continue reading Sifat dan Kepribadian Pemimpin Hebat

Jumat, 18 Maret 2016

, , , ,

Rahasia Manfaat Lidah Buaya

Aloe vera (Wikipedia)

Lidah buaya dikenal sangat bermanfaat untuk kulit, kandungan lidah buaya atau nama ilmiahnya aloe vera dapat ditemukan diberbagai sabun dan berbagai produk kecantikan.

Lidah buaya mengandung 20 dari 22 vitamin dan mineral yang dibutuhkan manusia, asam lemak, sejumlah enzim, serta senyawa yang membantu tubuh melawan bakter, virus, dan jamur.

Selain itu lidah buaya juga dapat menjadi saleb untuk luka, luka bakar, dan gangguan kulit,bahkan lidah buaya sudah dikenal sebagai obat-obatan alami untuk merngobati berbagai penyalit lainnya termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

Bangsa Mesir kuno menyebut lidah buaya sebagai "tanaman abadi" dan orang Yunani menganggapnya sebagai obat segala penyakit. Penelitian sudah menemukan bahwa apa yang dikatakan bangsa-bangsa tersebut benar.

Ahli gizi holistik Laura Dawn mengatakan "Lidah buaya adalah tanaman obat yang cukup luar biasa penuh dengan manfaat gizi, manusia telah menggunkan nya selama lebih dari 5.000 tahun, dan ini merupakan track record yang lama sekali"

Namun demikian penggunaan lidah buaya harus dengan konsultasi dokter. Jika salah mencampurnya, campuran senyawanya dapat menyebabkan reaksi yang merugikan dari alergi dan dapat menyebabkan diare, dehidrasi dan kehilangan kalium.

Lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah, namun penderita diabetes harus memonitor bagaimana tingkat gula darah mereka dan menyesuaikan dengan obat-obatan lain yang dikonsumsi. Wanita hamil tidak dianjurkan mengkonsumsinya. Jika anda memutuskan untuk menambahkan jus lidah buaya ke dalam daftar konsumsi sehat anda, anda hanya dapat menggunakan bagian jel dari tanaman ini saja, jika anda mencampur seluruh lidah budaya menjadi jus maka justru akan menjadi racun bagi tubuh anda.

Jadi konsumsilah dengan bijak.
Continue reading Rahasia Manfaat Lidah Buaya